Studi Kasus Estetika dan Ergonomi
Studi Kasus tentang benda-benda Estetis dan Ergonomis
Dosen Pengempu :
1. Drs. Jajang S, M.Sn.
2. Dr. Drs. I Ketut Supir M.Hum.
Disusun Oleh :
Ahmad Zian Paradis
(2302071011)
Program Studi Diploma III Desain Komunikasi Visual
Universitas Pendidikan Ganesha
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT. Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayah-Nya, laporan tugas ini dapat diselesaikan. Laporan ini disusun sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban atas tugas yang telah diberikan. Saya berharap, laporan ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan, baik berupa arahan, bimbingan, maupun bantuan selama proses penyelesaian tugas ini. Semoga laporan ini dapat menjadi bahan evaluasi dan pembelajaran untuk tugas-tugas selanjutnya.
Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan guna perbaikan di masa yang akan datang.
Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.
Singaraja, 4 September 2024
Penulis,
Ahmad Zian Paradis
(2302071011)
A. PENDAHULUAN
Estetika adalah kategori filsafat yang berkaitan dengan keindahan, rasa, dan seni. Istilah ini berasal dari kata Yunani "aesthesis," yang berarti "persepsi" atau "penginderaan." Dalam desain, estetika berkaitan dengan aspek visual dan pengalaman emosional yang ditimbulkan oleh suatu objek atau karya seni. Ini mencakup unsur-unsur bentuk, warna, proporsi, dan harmoni. Estetika berkontribusi dalam menciptakan kesan pertama dan menarik perhatian orang terhadap sesuatu.
Ergonomi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara manusia dan elemen lain dari suatu sistem, yang dengannya ia mengoptimalkan kenyamanan, keamanan, dan efisiensi. Misalnya, prinsip desain produk dapat dijelaskan sebagai berikut: ergonomi akan memastikan bahwa desain produk akan sesuai dengan kebutuhan fisiologis dan psikologis pengguna, untuk dapat berfungsi dengan nyaman dan aman. Kursi yang dirancang dengan baik akan memberikan dukungan postur yang baik sekaligus mengurangi risiko cedera akibat penggunaan jangka panjang.
Desain akan selalu memiliki dua sifat, yaitu estetika dan ergonomi. Estetika akan berusaha untuk membuat sesuatu terlihat indah, sedangkan ergonomi membuatnya nyaman dan dapat bekerja secara maksimal untuk penggunanya. Maka, kompetensi dalam mencari kombinasi harmonis keduanya akan menghasilkan karya yang indah, praktis, dan aman digunakan.
B. PEMBAHASAN
1. Benda Estetis dan Ergonomi
Benda Estetis dan Benda Ergonomis adalah konsep yang digunakan untuk menggambarkan produk atau objek berdasarkan nilai keindahan dan fungsionalitasnya.
Contoh nyata benda estetis-ergonomis :
- Lampu Meja Minimalis
Lampu meja dengan desain minimalis sering kali memiliki bentuk yang ramping dan modern, memberikan kesan elegan dan cocok untuk berbagai jenis dekorasi ruangan. Selain itu, lampu ini dirancang dengan fitur-fitur ergonomis seperti leher fleksibel yang dapat disesuaikan arah cahayanya, memungkinkan pengguna untuk mengatur pencahayaan sesuai kebutuhan tanpa mengalami ketegangan mata.
- Botol Minum Tumbler
Botol minum tumbler modern biasanya memiliki desain yang estetis dengan berbagai warna dan bentuk yang menarik. Selain tampilannya yang menarik, tumbler ini juga ergonomis karena dirancang dengan ukuran dan bentuk yang nyaman untuk digenggam, dilengkapi dengan penutup yang mudah dibuka dan ditutup, serta sering kali memiliki fitur isolasi yang menjaga suhu minuman tetap stabil, baik dingin maupun panas.
2. Benda Estetis Tak Ergonomis
Benda Estetis Tak Ergonomis adalah benda yang memiliki desain yang menarik secara visual dan memberikan kesan artistik atau mewah, namun tidak nyaman atau sulit digunakan.
Contoh nyata benda estetis tak ergonomis :
- Meja Kaca Modern
Meja kaca dengan desain modern dan minimalis sering kali sangat menarik secara visual dan memberikan kesan elegan pada ruangan. Namun, meja seperti ini bisa kurang ergonomis karena sering kali permukaannya terlalu rendah atau terlalu tinggi untuk digunakan dengan nyaman, dan bahan kaca yang digunakan membuatnya rentan terhadap sidik jari dan mudah pecah, sehingga kurang praktis untuk penggunaan sehari-hari.
- Lampu Gantung Dekoratif
Lampu gantung dengan desain dekoratif, seperti yang memiliki banyak ornamen atau bentuk artistik, dapat menjadi pusat perhatian dalam ruangan. Meskipun estetis, lampu ini sering kali tidak memberikan pencahayaan yang cukup atau merata, terutama jika cahaya terhalang oleh elemen dekoratifnya. Selain itu, lampu gantung ini mungkin juga sulit untuk dibersihkan atau diganti bohlamnya, yang membuatnya kurang praktis untuk penggunaan sehari-hari.
3. Benda Ergonomis Tak Estetis
Benda Ergonomis Tak Estetisadalah benda yang sangat nyaman dan efisien untuk digunakan, dirancang dengan mempertimbangkan kebutuhan fisik dan kesehatan pengguna, tetapi kurang menarik secara visual.
Contoh benda ergonomis tak estetis :
- Alat Pemotong Kuku
Alat pemotong kuku ergonomis sering dirancang dengan pegangan yang lebih besar dan lebih nyaman untuk dipegang, serta mekanisme pemotongan yang lebih mudah digunakan. Namun, desainnya cenderung fungsional dan sederhana, sering kali kurang menarik dan tidak memiliki tampilan mewah atau dekoratif seperti alat pemotong kuku konvensional.
- Sandaran Punggung atau Bantalan Kursi
Sandaran punggung atau bantalan kursi yang dirancang untuk memberikan dukungan tambahan pada tulang belakang atau punggung bawah sangat berguna bagi mereka yang duduk dalam waktu lama. Meskipun sangat ergonomis dan dapat mengurangi rasa sakit atau ketegangan pada punggung, desainnya biasanya sederhana dan kurang menarik, sering kali hanya berupa bentuk busa dengan penutup kain polos yang tidak menambah estetika ruangan atau kursi tempat mereka digunakan.
C. KESIMPULAN
Benda yang estetis dan ergonomis diciptakan dengan memadukan keindahan visual dan kenyamanan dalam penggunaannya. Sementara dalam desain, estetika menciptakan objek yang enak dipandang, estetika juga dapat menambah daya tarik dan nilai artistik pada suatu produk. Di sisi lain, ergonomi sepenuhnya tentang fungsionalitas dan kenyamanan; ergonomi mempertimbangkan kesesuaian antara objek dan kebutuhan fisik dan psikologis seseorang.
Idealnya, produk yang baik harus memiliki nilai estetika dan ergonomis yang seimbang. Namun dalam praktiknya, hal ini biasanya merupakan kompromi antara kedua aspek tersebut. Objek estetis yang tidak ergonomis mungkin sangat menarik perhatian dan hanya bagi mata Anda karena mungkin sangat tidak nyaman untuk dipegang. Dan objek ergonomis yang tidak estetis mungkin berfungsi dengan sempurna tetapi tampak kurang menyenangkan.
Produk yang menggabungkan estetika dengan ergonomi akan memberikan pengalaman pengguna terbaik: produk tersebut akan enak dipandang dan nyaman digunakan. Objek seperti itu dalam kehidupan sehari-hari tidak hanya memenuhi kebutuhan fungsionalitas, tetapi juga memberikan nilai estetika tambahan pada segala sesuatu di sekitar kita. Oleh karena itu, memilih produk dengan menemukan keseimbangan yang baik antara estetika dan ergonomi berarti memberikan perhatian yang lebih besar pada kenyamanan dan kualitas hidup.
Komentar
Posting Komentar