Data Awal Audio Visual Dasar
Laporan Data Awal Mata Kuliah Audio Visual Dasar
Dosen Pengempu :
1. Drs. Jajang S, M.Sn.
2. I Ketut Nala Hari Wardana, S.Sn., M.Pd.
A. PENDAHULUAN
Audiovisual adalah istilah yang merujuk pada integrasi elemen suara, atau dikenal sebagai audio, dengan gambar bergerak, atau visual, untuk memfasilitasi pengiriman informasi, hiburan, atau pesan lainnya. Di era digital modern, pemahaman dasar tentang audio visual sangat penting karena semakin mendominasi aspek-aspek utama kehidupan, termasuk media massa, pendidikan, dan bahkan pemasaran.
Audiovisual adalah konsep dasar yang berkaitan dengan produksi dan pengiriman konten media. Konsep ini terdiri dari pengetahuan tentang berbagai komponen audio, seperti mikrofon dan pengeras suara, penyuntingan suara, dan komponen visual seperti kamera, pencahayaan, dan penyuntingan video. Memahami dasar-dasar ini menumbuhkan efektivitas dan profesionalisme dalam pembuatan materi untuk alasan pribadi dan profesional.
Kemajuan teknologi yang pesat telah membuat alat dan teknik audio-visual semakin canggih. Prinsip-prinsip penting dalam memproses dan menggabungkan audio dan visual tetap sangat mirip. Pendahuluan ini akan membahas konsep-konsep dasar yang diperlukan untuk memahami sekaligus menghasilkan materi audio-visual yang berkualitas, sekaligus mempertimbangkan bagaimana teknologi ini dapat digunakan untuk memaksimalkan dampak komunikasi dan presentasi.
B. PEMBAHASAN
1. JENIS-JENIS KAMERA
- Kamera Foto :
- Kamera Vidio :
- Aperture: Mengatur seberapa banyak cahaya yang masuk ke lensa kamera. Semakin besar aperture (angka f yang lebih kecil), semakin banyak cahaya yang masuk, menghasilkan latar belakang yang blur (depth of field yang dangkal).
- Shutter Speed: Mengatur durasi cahaya masuk ke sensor kamera. Shutter speed yang cepat menangkap gambar tanpa blur meskipun objek bergerak cepat, sementara shutter speed yang lambat dapat menghasilkan efek motion blur.
- ISO: Mengatur sensitivitas sensor terhadap cahaya. ISO rendah digunakan dalam kondisi terang untuk mengurangi noise, sementara ISO tinggi digunakan dalam kondisi kurang cahaya.
- Auto Fokus: Kamera secara otomatis menentukan fokus pada objek. Ini ideal untuk pemula atau saat objek bergerak.
- Manual Fokus: Memberikan kontrol lebih besar pada bagian mana yang ingin difokuskan, terutama dalam situasi pencahayaan yang sulit atau ketika menginginkan efek artistik tertentu.
- Penyesuaian Warna: White balance memastikan warna dalam video terlihat alami dengan menyesuaikan warna untuk sumber cahaya yang berbeda (misalnya, siang hari, lampu pijar, atau cahaya neon).
- Rule of Thirds: Memecah gambar menjadi tiga bagian horizontal dan vertikal, lalu menempatkan elemen penting pada titik-titik perpotongan garis.
- Framing: Menggunakan elemen di sekitar objek untuk 'membingkai' gambar, seperti pintu atau jendela, untuk menambah fokus pada subjek.
- Leading Lines: Garis yang mengarahkan pandangan pemirsa ke subjek utama, misalnya jalan, sungai, atau pagar.
- Shallow Depth of Field: Menggunakan aperture besar untuk menghasilkan latar belakang yang blur, menonjolkan subjek di depan.
- Deep Depth of Field: Menggunakan aperture kecil untuk menjaga ketajaman dari latar depan hingga latar belakang.
- Tripod: Digunakan untuk menjaga stabilitas kamera, terutama dalam pengambilan gambar statis atau panjang.
- Gimbal: Stabilizer yang memungkinkan pengambilan gambar bergerak dengan mulus.
- Handheld: Menggunakan tangan untuk memegang kamera, ideal untuk pengambilan gambar dinamis, tetapi perlu teknik khusus untuk menghindari guncangan.
- Wide Shot (Establishing Shot): Menampilkan pemandangan atau lokasi untuk memberikan konteks tempat.
- Full Shot: Full shot adalah teknik pengambilan gambar yang menangkap seluruh tubuh subjek dari kepala hingga kaki. Teknik ini dapat digunakan dalam film maupun foto.
- Mid Shot : Memperlihatkan subjek dari pinggang ke atas. Digunakan untuk adegan dialog atau interaksi sosial.
- Close-Up:
- Extreme Close-Up: Fokus pada detail yang sangat kecil, seperti mata atau objek kecil, untuk efek dramatis.
- Over the Shoulder Shot: Diambil dari belakang bahu seseorang, biasanya digunakan dalam dialog untuk menunjukkan interaksi antara karakter.
- Panning: Panning adalah gerakan kamera secara horizontal, yaitu memutar kamera dari kanan ke kiri atau sebaliknya dari sumbu pusat. Gerakan ini dilakukan dengan tetap mempertahankan posisi kamera.
- Tilting: Tilting adalah gerakan kamera yang dilakukan secara vertikal, yaitu mengarahkan kamera ke atas atau ke bawah. Gerakan ini mirip dengan gerakan seseorang yang mengangkat atau menurunkan kepalanya untuk melihat ke atas atau ke bawah.
- Dolly Zoom : Dolly Zoom adalah gerakan kamera yang membuat subjek tetap berukuran sama saat kamera bergerak mendekati atau menjauhi subjek sambil memperbesar gambar ke arah berlawanan.
- Cut In : Cut-in adalah teknik pengambilan gambar yang menunjukkan beberapa bagian subjek secara rinci. Teknik ini sering digunakan dalam videografi untuk menghasilkan video yang menarik dan mengesankan.
- Tracking: Tracking adalah salah satu gerakan kamera yang mengikuti pergerakan subjek yang direkam. Tracking shot atau bidikan pelacakan ini dapat membuat kesan pengejaran atau pengawalan terhadap subjek.
- Zoom:
- Timelapse: Mengambil gambar pada interval waktu tertentu untuk menghasilkan video yang menunjukkan perubahan cepat dalam waktu lama.
- Slow Motion: Memperlambat rekaman untuk menampilkan detail yang tidak terlihat pada kecepatan normal.
- Hyperlapse: Variasi dari timelapse yang melibatkan pergerakan kamera, biasanya dalam jarak yang jauh.
- Three-Point Lighting: Teknik pencahayaan dasar dengan tiga sumber cahaya: key light (cahaya utama), fill light (cahaya pengisi), dan back light (cahaya belakang).
- Natural Lighting: Menggunakan cahaya alami, seperti sinar matahari, untuk pencahayaan video. Posisikan subjek agar cahaya mengenai dengan baik untuk hasil yang optimal.
- Low-Key Lighting: Menggunakan pencahayaan minim untuk menciptakan suasana dramatis atau misterius dengan kontras yang tinggi.
- On-Camera Microphone: Menggunakan mikrofon yang terpasang pada kamera, cocok untuk situasi spontan namun kualitasnya mungkin kurang optimal.
- External Microphone: Mikrofon eksternal, seperti lavalier atau shotgun mic, biasanya memberikan kualitas audio yang lebih baik dan lebih fokus pada subjek.
- Audio Syncing: Jika merekam audio secara terpisah, penting untuk menyelaraskan suara dengan video saat pengeditan.
- Pengertian : MP4 adalah format video yang paling populer dan sering digunakan. Mendukung kompresi video yang efisien, sehingga menghasilkan ukuran file yang relatif kecil dengan kualitas yang baik.
- Penggunaan: Streaming video online (misalnya YouTube), penyimpanan video pada perangkat seperti smartphone, komputer, dan distribusi konten melalui internet.
- Penjelasan: AVI adalah format video lama yang dikembangkan oleh Microsoft. Meskipun kualitas videonya tinggi karena kompresi yang minim, ukuran file cenderung besar.
- Penggunaan: Pengeditan video dan penyimpanan file video berkualitas tinggi untuk penggunaan lokal, terutama di komputer berbasis Windows.
- Penjelasan: MKV adalah format kontainer yang mendukung berbagai jenis codec video, audio, dan subtitle dalam satu file. Kualitas video sangat tinggi, tetapi ukuran file bisa cukup besar.
- Penggunaan: Penyimpanan film berkualitas tinggi, khususnya yang melibatkan beberapa audio atau subtitle.
- Penjelasan: Format video yang dikembangkan oleh Apple untuk digunakan dengan QuickTime Player. Kualitas video sangat baik dengan dukungan untuk berbagai codec.
- Penggunaan: Pengeditan video di perangkat Apple seperti Mac dan iPhone, serta untuk penyimpanan video berkualitas tinggi.
- Penjelasan: Format video yang dikembangkan oleh Microsoft, dengan kompresi tinggi yang menghasilkan ukuran file yang relatif kecil.
- Penggunaan: Penyimpanan dan distribusi video di lingkungan Windows, seperti di dalam presentasi PowerPoint atau melalui email.
- Penjelasan: FLV adalah format video yang dikembangkan oleh Adobe untuk digunakan dengan Adobe Flash Player. Format ini sangat efisien untuk streaming video di internet.
- Penggunaan: Sebelumnya populer untuk video online, seperti di situs web berbasis Flash, namun sekarang semakin jarang digunakan karena Flash Player sudah tidak didukung.
- Penjelasan: WebM adalah format video open-source yang dikembangkan oleh Google. Dioptimalkan untuk web, dengan kompresi yang efisien sehingga ukuran file kecil namun kualitasnya tetap baik.
- Penggunaan: Streaming video di web, terutama di platform seperti YouTube.
- Penjelasan: 3GP adalah format video yang dikembangkan untuk perangkat mobile. Ukuran file sangat kecil, tetapi dengan kualitas video yang lebih rendah.
- Penggunaan: Digunakan pada ponsel lama atau pada jaringan dengan bandwidth rendah.
- Penjelasan: ProRes adalah format video yang dikembangkan oleh Apple untuk pengeditan video profesional. Memiliki kompresi minimal, sehingga kualitas video tetap tinggi meskipun file berukuran besar.
- Penggunaan: Digunakan di industri film dan televisi untuk pengeditan video berkualitas tinggi.
- Penjelasan: MXF adalah format standar untuk penyiaran video dan digunakan secara luas dalam industri televisi dan film. Mendukung metadata yang kaya dan format yang tahan lama.
- Penggunaan: Penyiaran TV, produksi film, dan penyimpanan video berkualitas tinggi.
- Penjelasan: AVCHD adalah format video yang dikembangkan oleh Sony dan Panasonic untuk camcorder HD. Menggabungkan kompresi yang efisien dengan kualitas video yang sangat baik.
- Penggunaan: Digunakan untuk merekam dan menyimpan video HD di camcorder.
- Penjelasan: Kodek video yang paling umum digunakan, terkenal karena efisiensinya dalam mengompres video tanpa mengorbankan kualitas secara signifikan.
- Penggunaan: MP4, MOV, dan format video streaming lainnya.
- Penjelasan: Versi lanjutan dari H.264, H.265 memberikan kompresi yang lebih efisien, menghasilkan ukuran file yang lebih kecil dengan kualitas video yang lebih baik.
- Penggunaan: Video 4K dan streaming video berkualitas tinggi.
- Penjelasan: Kodek open-source yang dikembangkan oleh Google sebagai alternatif H.265. Digunakan untuk streaming video online dengan kualitas tinggi dan ukuran file yang lebih kecil.
- Penggunaan: Digunakan oleh YouTube dan layanan streaming lainnya.
- Perencanaan Visual: Storyboard memungkinkan pembuat video untuk memvisualisasikan setiap adegan sebelum proses pengambilan gambar dimulai. Ini membantu menentukan komposisi, sudut kamera, dan gerakan dalam setiap adegan.
- Komunikasi: Storyboard adalah alat yang sangat baik untuk mengomunikasikan visi kreatif kepada tim produksi yang meliputi sutradara, juru kamera, dan editor. Ini membantu seluruh tim untuk mengetahui apa yang diharapkan dari setiap adegan.
- Penghematan Waktu dan Biaya: Dengan merencanakan setiap detail melalui storyboard, risiko kesalahan selama pembuatan film dapat diminimalkan. Ini menghemat waktu dan biaya yang mungkin dikeluarkan untuk pengambilan ulang atau perubahan yang tidak direncanakan.
- Alur Cerita yang Jelas: Storyboard berfungsi untuk memastikan bahwa cerita tidak tidak koheren dan tidak ada yang terlewatkan. Aspek ini penting dalam menjaga konsistensi dan alur cerita yang logis.
- Identifikasi Kebutuhan Teknis: Dengan storyboard, pembuat film dapat menunjukkan kebutuhan teknis seperti jenis lensa, pengaturan cahaya, beserta peralatan tambahan lainnya. Metode ini meningkatkan persiapan teknis yang intensif sebelum syuting.
- Gambar atau Sketsa: Setiap adegan diwakili oleh satu atau lebih gambar dan/atau sketsa yang menunjukkan apa yang akan muncul di layar. Gambar-gambar ini juga dapat berkisar dari yang sederhana hingga terperinci, sesuai dengan keadaan.
- Deskripsi Teks: Di bawah atau di samping gambar terdapat deskripsi singkat tentang apa yang terjadi dalam adegan, dialog yang diucapkan, atau gerakan kamera.
- Urutan Adegan: Visual disusun secara berurutan sesuai dengan narasi video. Pengaturan ini memudahkan pemahaman tentang bagaimana alur cerita akan berkembang dari satu adegan ke adegan lainnya.
- Catatan Tambahan: Informasi tambahan, seperti durasi adegan, suara, musik, atau gerakan kamera, dapat ditambahkan untuk menyempurnakan deskripsi.
- Pengembangan Naskah atau Kerangka Cerita: Biasanya, ada naskah atau kerangka cerita yang dibuat terlebih dahulu sebelum storyboard dibuat untuk dijadikan dasar visualisasi.
- Menggambar atau menggunakan perangkat lunak: Storyboard dirancang dengan menggambar tangan di atas kertas atau dengan menggunakan perangkat lunak storyboard khusus untuk penyertaan elemen visual secara digital.
- Tinjauan dan Revisi: Storyboard sering kali menjalani berbagai evaluasi dan modifikasi untuk menjamin bahwa semua komponen naratif dan teknis terorganisasi dengan baik.
- KameraKita : https://kamerakita.com
- Fotografer.net : https://www.fotografer.net
- Gadgetren : https://www.gadgetren.com
- TeknoKompas : https://tekno.kompas.com
- https://photographylife.com/what-is-exposure
- https://www.videomaker.com/article/c03/19070-the-basics-of-shooting-video
- https://nofilmschool.com/improve-your-cinematography
- https://www.premiumbeat.com/blog/8-essential-camera-movements/
- https://wistia.com/learn/production/how-to-shoot-video
Komentar
Posting Komentar